Tangkal Radikalisme Sejak Dini, BEM UM Pontianak Gelar Dialog Kebangsaan untuk Mahasiswa Kalbar

oleh -41 Dilihat
oleh

Cybertv.id.- PONTIANAK, SP – Generasi muda dinilai sebagai kelompok paling rentan terpapar paham intoleransi dan radikalisme. Menyikapi hal ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Pontianak menggelar dialog interaktif bertema “Pencegahan Paham Intoleran dan Radikalisme di Kalangan Mahasiswa dan Pemuda”, Kamis (15/5/2025).

Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak serta perwakilan BEM se-Kalimantan Barat, dengan menghadirkan dua narasumber utama: Didi Darmadi, Kepala Bidang Pengkajian dan Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalbar, dan Paskaria Ema, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalbar.

Didi Darmadi dalam pemaparannya menyampaikan bahwa kampus masih menjadi salah satu target utama penyebaran paham radikal dan intoleran.

“Mahasiswa memiliki daya intelektual tinggi dan kemampuan membentuk basis dukungan, sehingga rentan dimanfaatkan oleh kelompok tertentu, terutama bila belum memiliki pemahaman kebangsaan yang kuat,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti peran media sosial sebagai sarana penyebaran ideologi berbahaya.

“Minimnya literasi digital dan pemahaman keagamaan yang dangkal menjadikan mahasiswa mudah terpengaruh narasi menyesatkan.

Karena itu, dialog kebangsaan seperti ini sangat penting sebagai benteng pertahanan ideologis,” tambah Didi.

Sementara itu, Paskaria Ema menekankan bahwa seluruh lapisan masyarakat berpotensi disusupi paham radikal, namun generasi muda merupakan kelompok paling strategis untuk dibekali wawasan kebangsaan sejak dini.

“Kesbangpol terus memperkuat pemahaman kebangsaan mulai dari tingkat SMA. Kami mengapresiasi langkah UM Pontianak dalam mendorong kesadaran ini di kalangan mahasiswa,” ujarnya.

Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Pontianak, Muhammad Sher Khan, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi mendalam kepada mahasiswa agar mampu menjadi agen penjaga nilai-nilai kebangsaan.

“Pemuda harus memahami pentingnya menjaga persatuan dan toleransi antarumat beragama. Harapannya, nilai-nilai ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat,” tuturnya.

Dengan dialog-dialog semacam ini, para pihak berharap kampus tidak hanya menjadi ruang akademik, tetapi juga menjadi benteng ideologis bangsa yang mampu menangkal ancaman radikalisme sejak dini.

No More Posts Available.

No more pages to load.