Cybertv.id.- Jakarta, 27 Mei 2025 – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menerima kunjungan kerja dari Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez. Kunjungan ini diawali dengan peninjauan fasilitas utama BMKG, yakni Meteorology Early Warning System (MEWS), Tsunami Early Warning System (InaTEWS), dan Climate Early Warning System (CEWS). Peninjauan tersebut memberikan gambaran menyeluruh mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi risiko bencana hidrometeorologi serta dinamika iklim global.
Baca juga : BBM Subsidi Dijual Bebas Pakai Drum: SPBU David Di Padu Banjar Diduga Jadi Sarang Penimbunan
Dalam sambutannya, Dwikorita menyampaikan apresiasi tinggi atas kunjungan Sekjen IMO, yang dinilai menjadi kehormatan sekaligus momentum penting bagi Indonesia. Ia menegaskan bahwa kunjungan ini mencerminkan kepercayaan dunia internasional terhadap kontribusi aktif Indonesia, khususnya BMKG, dalam menjaga keselamatan dan keberlanjutan sektor maritim global.
> “BMKG merasa terhormat atas kunjungan Sekjen IMO. Ini menunjukkan kepercayaan dunia internasional terhadap peran aktif Indonesia dalam mendukung keselamatan dan keberlanjutan sektor maritim global,” ujar Dwikorita.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, memaparkan kesiapan teknologi prediksi cuaca dan gelombang yang dimiliki BMKG, termasuk sistem Ina-CAWO (Indonesian Coupled Atmosphere-Wave-Ocean Model), serta jaringan radar cuaca dan sensor gempa yang tersebar di lebih dari 500 titik di seluruh Indonesia. Teknologi ini memperkuat pendekatan mitigasi risiko bencana dan mendukung keselamatan pelayaran melalui sistem prediksi yang terintegrasi.
Baca juga : Polda Kalbar Tegaskan Bahwa Penanganan Kasus PT Ihya Tour dan Travel Dilakukan Secara Profesional
BMKG juga menjelaskan perannya dalam jaringan pengamatan global. Indonesia dipercaya sebagai pusat regional sistem pengamatan WMO Integrated Global Observing System (WIGOS) untuk kawasan Asia-Pasifik. Kepercayaan ini diperoleh karena kualitas data pengamatan Indonesia yang dinilai tinggi dan sesuai dengan standar Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
Sementara itu, Mugni Hadi Hariadi, Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, menyoroti pemanfaatan data klimatologis dalam berbagai sektor, seperti prediksi penyebaran penyakit di wilayah rawan, pengembangan energi terbarukan seperti panel surya, hingga perancangan bangunan dan kapal yang ramah lingkungan. Data klimatologis ini menjadi fondasi pendekatan berbasis bukti untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, terutama di wilayah pesisir dan kepulauan.
Kunjungan ini menjadi penegasan atas kemajuan Indonesia dalam bidang pemantauan iklim, sistem peringatan dini, dan kontribusi aktif dalam sistem pemantauan global yang mendukung ketahanan lingkungan laut dan keselamatan maritim internasional.





