Cybertv.id – Kubu Raya, KALBAR, (SK) – Beberapa Warga Ambawang kecewa berat melihat kondisi fisik Jalan Trans Kalimantan banyak yang pecah, hancur dan berlobang.
” Coba tengok, padahal kondisinya sejak lama sudah berantakan, tetapi tetap saja dibiarkan. Lobang besar maupun kecil bertebaran disana sini. Potensi terjadinya kecelakaan begitu tinggi dan sangat membahayakan jiwa pengendara. Problema ini patut menjadi atensi BPJN Kalbar jangan cuma diam, ” gerutu Hasan kesal.
Baca juga: Mabes Polri Dampingi Kementerian Tingkatkan Penerimaan Negara
Menurutnya, untuk takaran proyek miliar, jika digarap sesuai aturan, seharusnya jalan tersebut kuat dan kokoh. Namun yang tampak sekarang bikin geleng kepala 3 kali.
Hasan menggambarkan, tidak menutup kemungkinan permasalahan sama juga bisa dialami jalan lain yang berada dipelosok sana.
Apalagi lokasinya jauh dari pantauan mata, tentu peluang untuk meminimalisir ukuran maupun matrial bangunan sangat terbuka lebar. ” Dekat aja sangsot gimana yang diujung. Jangan – Jangan parahnya diatas stadium 4, ” tudingnya.
Pendapat lain mengklaim, hampir disetiap tempat, meskipun tidak mayoritas, banyak pekerjaan jalan yang realisasinya diluar acuan bestek. ” Banyak kok yang menyimpang dari tehnis. Makanya 3 kali dianggarkan pun, hasilnya jauh dari harapan, ” ujar darwin sopir toko kelontong.
Standar pengawasan yang diaktualisasikan oleh Balai, sambungnya, tidak berjalan maksimal. Mereka beda tipis dengan pelaksana, maunya cepat selesai dan dapat hasil tanpa memikirkan kualitas, kwantitas serta umur jalan dimaksud.
Darwin mengatakan ada 3 pokok persoalan yang menjadi faktor penyebab rusaknya pondasi jalan. Pertama bercokolnya kepentingan pendapatan kilat yang terbangun secara kolektif dari atas hingga kebawah.
Kedua, budaya pemberian oli pelicin buatan china dari pelaksana sebelum dan sesudah pekerjaan selesai, seperti setoran awal serta jatah fee. Ketiga, amatirnya wujud pengawasan oleh pengelola.
Baca juga: Polda Jatim Amankan Tersangka Bisnis Konten Pornografi Anak Melalui Media Sosial
” Kabalai hanya terfokus pada laporan ABS, tidak berupaya keras untuk melihat bukti riil lapangan. Konsep kerja yang dekat dengan unsur korupsi maupun kolusi itu telah mengakar dalam, disukai kedua belah fihak dan terus berjalan sampai sekarang, ” ungkapnya.
Terkait aksi APH, lanjut Darwin, kami tidak terlalu optimis. Pemegang tongkat komando hukum yang semestinya berada digarda terdepan, malah ikut bermain lewat ilmu pendampingan.
” Jujur, kami tidak terlalu berharap dengan Aparat Penegak Hukum. Pasalnya segepok bukti lapangan didepan mata bahkan telak bermasalah, karna rumus pendampingan tadi, justru lepas dari jeratan hukum. Enak dong mereka bebas.
Contoh sederhana, pembangunan jalan Sekabuk – Sebukit Rama – Sederam Rp. 65 M tahun 2015 yang ditangkap KPK, kemudian Proyek mangkrak senilai Rp. 250 M juga di Kabupaten Mempawah sudah dilaporkan LIBAPAN ke KPK, ” terangnya.
” Terhadap semua kontek diatas, kita sebagai masyarakat Ambawang meminta agar BPJN Kalbar proaktif setelah mendengar keluhan sekaligus tuntutan dan segera mungkin memperbaiki Jalan Trans Kalimantan yang rusaknya semakin parah, ” ujar pensiunan PNS.
