CYBERTV.ID – BENGKAYANG
Kalimantan Barat – Proyek penggantian jembatan pada ruas jalan Karangan – Simpang Tiga – Bengkayang yang menelan anggaran Rp19,01 miliar dari APBN Tahun Anggaran 2024 diduga dikerjakan asal-asalan. Proyek ini, yang dilaksanakan oleh PT. Genta Bangun Nusantara di bawah pengawasan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Barat, seharusnya memiliki masa pelaksanaan 278 hari kalender.
Baca juga: Upaya Cegah Stunting Di Wilayah Binaan, Babinsa Desa Ngembul Dampingi Kegiatan Posyandu
Namun, hasil pantauan awak media pada Rabu, 5 Maret 2025, menunjukkan indikasi kualitas pekerjaan yang buruk. Tiga jembatan yang baru selesai dibangun—Jembatan Kandang II di Desa Setia Jaya, Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang; Jembatan Mentie di Desa Tunang, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak; dan Jembatan Lirang II di Desa Salaas, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak—sudah mengalami kerusakan pada bagian aspal jalan pendekatnya.
Mutu Dipertanyakan, Dugaan Penyimpangan Muncul
Kerusakan ini menimbulkan dugaan kuat bahwa proyek tidak dikerjakan sesuai standar kualitas yang ditetapkan. Pasalnya, meski usia jembatan masih sangat baru, kondisi jalan pendekatnya justru sudah rusak.
“Patut diduga pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi teknis yang seharusnya. Saat dikonfirmasi, pengawas proyek, Satrio Ardyan, hanya mengatakan bahwa saat ini sedang dalam proses perbaikan,” ungkap sumber dari media.
Baca juga: Besinergi Dalam Pembangunan Pasokan Listrik, Kapolres Ketapang Terima Kunjungan PLN UIP Kalbar.
Wakil Ketua Umum DPP LSM MAUNG (Monitor Aparatur Untuk Negara dan Golongan), Suheri, turut menyoroti masalah ini.
“Kami berharap jalan ini bertahan lama, tapi kenyataannya baru beberapa bulan sudah rusak. Ini jelas menunjukkan kualitas pekerjaan yang buruk,” tegasnya.
Menurutnya, cepatnya kerusakan ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor, seperti dugaan penggunaan material yang tidak sesuai standar serta lemahnya pengawasan selama pengerjaan proyek. Selain itu, lalu lintas kendaraan berat juga bisa menjadi faktor tambahan, tetapi bukan alasan utama jika kualitas pekerjaan benar-benar baik.
Pengendara Mengeluh, Keselamatan Terancam
Sejumlah pengendara yang melewati jalur tersebut mengaku harus ekstra hati-hati akibat kondisi jalan yang sudah memburuk.
“Kami khawatir terjadi kecelakaan. Jalan ini sangat penting bagi masyarakat dan akses utama menuju perbatasan Indonesia – Malaysia, seharusnya dibangun dengan kualitas yang lebih baik,” ujar salah satu pengendara yang melintas.
Masyarakat mendesak pihak terkait untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap proyek ini. Jika ditemukan pelanggaran dalam proses pengerjaan, maka pihak yang bertanggung jawab harus dikenakan sanksi tegas agar kasus serupa tidak terulang di proyek infrastruktur lainnya.