Tulungagung Darurat Kebakaran: Fasilitas Pemadam Minim, Pasar Rakyat Jadi Bom Waktu Keselamatan

oleh -6 Dilihat
banner 468x60

Cybertv.id – Investigasi terbaru mengungkap kondisi mengkhawatirkan sistem keamanan kebakaran di sejumlah pasar rakyat Kabupaten Tulungagung. Fasilitas pemadam seperti Hidran dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) nyaris tidak berfungsi atau bahkan tidak ada, menempatkan keselamatan ratusan pedagang dan pengunjung dalam risiko tinggi.

Fakta di Lapangan: Hidran Tertutup Kotak Besi hingga APAR Langka

banner 336x280

Di Pasar Sumbergempol, tidak ditemukan satupun Hidran atau APAR. Sementara di Pasar Ngunut, instalasi pemadam hanya mengandalkan tandon air yang tidak memenuhi standar teknis Hidran.

Kondisi lebih parah terjadi di Pasar Kauman, pipa Hidran terputus dan terhalang kotak besi, membuatnya tidak dapat digunakan. Di Pasar Panjer, hanya satu APAR yang tersedia untuk seluruh area, tanpa dukungan Hidran.

“Sistem Hidran Pump Elektrik di luar ruang juga rentan rusak karena terpapar hujan dan kelembapan. Aksesnya pun sering terhalang barang dagangan. Ini seperti bom waktu!” ujar Oky Anggoro, Ketua PSM Tugu Lawang Nusantara, dalam keterangannya pada Sabtu (12/4).

Ancaman Nyata: Kebakaran Bisa Meledak Setiap Saat

Risiko kebakaran di pasar-pasar tersebut semakin tinggi mengingat aktivitas harian yang padat, kabel listrik berantakan, dan material mudah terbakar seperti plastik atau kain. Tanpa sistem pemadam yang andal, potensi kerugian material dan korban jiwa sangat besar.

“Bayangkan jika api muncul di Pasar Kauman yang hidran nya macet. Padahal, waktu respons pemadam kebakaran ke lokasi bisa memakan 15-30 menit. Itu sudah terlambat!” tambah Oky.

Pihaknya juga menyebut minimnya fasilitas pemadam di pasar Tulungagung sebagai pelanggaran terhadap Peraturan Menteri PUPR No. 26/2008 tentang sistem proteksi

“Pemerintah daerah bisa dijerat kelalaian jika terbukti abai. Ini darurat keselamatan publik,“ tegasnya.

Respons Pemerintah: Diam Seribu Bahasa

Upaya konfirmasi ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Tulungagung mentah. Kepala Damkar, Hartono, enggan memberikan penjelasan terkait temuan ini.

Sikap tertutup ini menuai kritik dari anggota DPRD setempat. Winarno, Anggota DPRD Komisi D Tulungagung, menegaskan, pasar dengan kepadatan tinggi seperti di Tulungagung wajib dilengkapi sistem pemadam yang memadai.

“APAR saja tidak cukup. Hidran harus tersedia dan diperiksa rutin. Tapi di lapangan, personel kami terbatas. Mau rekrut honorer pun terkendala aturan,” ujarnya.

Winarno mengaku akan turun langsung memantau kondisi pasar dan mendesak Pemda Tulungagung memperbaiki infrastruktur kebakaran.

“Ini bukan hanya urusan alat, tapi nyawa manusia. Pemerintah harus segera bertindak sebelum terjadi musibah,” tegasnya.

Selain itu, masyarakat pun mulai menyuarakan kekhawatiran, salah satu pedagang yang enggan disebut namanya menyatakan, apabila terjadi kebakaran tidak mengerti akan berbuat seperti apa.

“Setiap hari saya dagang di sini. Kalau ada kebakaran, kami tidak tahu harus lari ke mana. APAR saja susah dicari,” keluhnya, pedagang di Pasar Panjer.

Temuan ini menjadi tamparan keras bagi Pemkab Tulungagung. Tanpa perbaikan segera, pasar-pasar yang menjadi nadi perekonomian rakyat justru berpotensi berubah jadi kuburan massal. Masyarakat menunggu tindakan nyata, bukan janji kosong.

(Ahmd)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.