Cybertv.id – Surakarta, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta resmi mengesahkan karya tesis seni berjudul Pinjua Lareh karya Yogi Afria, mahasiswa Magister Seni, yang menantang batasan estetika tradisional melalui eksplorasi artistik berbasis penyimpangan budaya Minangkabau.(Surakarta, 23 Agustus 2025)
“Pinjua” dalam budaya Minang dikenal sebagai istilah untuk gerakan salah, janggal, atau tidak sesuai. Sementara “Lareh” melambangkan sistem, harmoni, dan keteraturan. Dalam karya ini, Yogi memadukan keduanya menjadi konsep Koreodeviant, sebuah strategi koreografi eksperimental yang merayakan disonansi, ketidaksinkronan, dan keganjilan sebagai sumber estetika baru.
Pertunjukan Pinjua Lareh menghadirkan suasana ketidakteraturan melalui gerak tubuh asimetris, tabrakan bunyi, serta kostum yang menyimpang dari pakem visual. Bagi Yogi, kesalahan bukanlah kelemahan, melainkan potensi kreatif. “Karya ini adalah kritik terhadap kemapanan norma estetika tradisional sekaligus tawaran cara pandang baru: bahwa ketidaksempurnaan bisa menjadi kekuatan,” ungkapnya.
Dalam proses kreatifnya, Yogi menggunakan Metode Dialogis yang dirumuskan Dr. Matheus Wasi Bantolo, dengan menjadikan fenomena budaya, literatur, hingga pengalaman personal sebagai mitra percakapan artistik. Dari sini lahirlah sebuah karya yang tidak hanya berbicara tentang Minangkabau, tetapi juga menawarkan paradigma alternatif bagi seni pertunjukan kontemporer.
Dengan Pinjua Lareh, Yogi berharap publik seni dapat melihat seni sebagai ruang tafsir yang cair, inklusif, dan subversif. “Tradisi tidak hanya bisa dijaga, tapi juga ditantang agar tetap hidup,” pungkasnya.
Periwayat Tentang San Penulis:
Yogi Afria M Yusuf adalah mahasiswa Magister Seni ISI Surakarta dengan fokus pada penciptaan seni tari eksperimental.
Karyanya berakar pada budaya Minangkabau dengan pendekatan interdisipliner yang kritis terhadap norma estetika mapan.
Dan notabene beliau mengulik suatu pertunjukan khas dicintai dalam sebuah karya mahasiswa/i lainnya yang membuat selalu terarah – bermakna – hingga menembus titik kesempurnaan terdalam salam dan sapa san penulis di karya nya.
“Pinjua Lareh”: Karya Tari Eksperimental Usai Dipentaskan di ISI Surakarta
Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta resmi mempersembahkan karya seni inovatif berjudul Pinjua Lareh, yang merupakan tesis karya seni dari Yogi Afria, mahasiswa Magister Seni. (Surakarta, 24 Agustus 2025)
Karya ini telah ditampilkan pada 23 Agustus 2025 di Teater Terbuka Kapalan Institut Seni Indonesia Surakarta, disaksikan oleh civitas akademika, seniman, pedagang serta masyarakat rantau dan umum.Pinjua Lareh mengusung konsep unik yang bertolak dari budaya Minangkabau. ‘Pinjua’ berarti gerakan salah atau janggal, sementara ‘Lareh’ mewakili sistem dan harmoni.
Yogi menggabungkan keduanya dalam konsep Koreodeviant, yakni strategi koreografi yang merayakan disonansi, ketidaksinkronan, dan keganjilan sebagai sumber estetika baru.
Pertunjukan menghadirkan gerak tubuh asimetris, bunyi yang saling bertabrakan, serta kostum yang menyimpang dari pakem. Hal ini menjadi simbol bahwa kesalahan bukanlah kelemahan, melainkan potensi kreatif yang dapat melahirkan harmoni baru. “Tradisi tidak hanya dijaga, tetapi juga ditantang agar tetap hidup. Pinjua Lareh adalah ruang tafsir yang cair, inklusif, dan subversif,” ujar Yogi usai pementasan.(Red)
Karya ini tidak hanya menjadi penanda perjalanan akademik Yogi, tetapi juga kontribusi penting bagi wacana seni pertunjukan kontemporer, menawarkan paradigma alternatif dalam melihat budaya sebagai entitas yang dinamis, penuh tafsir, dan terbuka pada perubahan.
setiap budidaya kreasi – kreatif – hingga inovatif, sangat menarik teriang pada rundown seasion kali ini bahkan kedepan suatu seni (tetap tak dipandang sebelah mata), kami semua siap dalam berbagai event-event kelak yang menunjang seni hidup ditangan san pencipta, seni dibangun pun ikut termasyur hingga sampai ke titik terang Indonesia “dapat semua kekayaan ilmu pengetahuan dapat di amaliyah sepanjang dekade apapun bagi pecinta seni masing-masing mengolah, membentuk, maju bersama Indonesia ke kanca papan trending dunia di internasional.(Wid)
Red©2025/28/8/Jawa Tengah





