Hadiri Rangkaian KTT G20 Afrika Selatan, Wapres Tekankan Inklusivitas Global dan Ketahanan Pangan

oleh -18 Dilihat

Cybertv.id – Melaksanakan tugas dari Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 hari pertama di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11/2025). KTT yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di benua Afrika ini mengusung tema “Solidarity, Equality, and Sustainability” dan dihadiri oleh 37 kepala negara dan pemerintahan, serta pimpinan organisasi internasional. Kehadiran Wapres pada forum ini menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung penguatan arsitektur tata kelola global yang lebih inklusif.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Hotel Saxon, Johannesburg. Penjelasan ini sekaligus menggambarkan posisi aktif Indonesia dalam mengawal isu strategis pada forum multilateral.

“Hari ini tanggal 22 November Bapak Wakil Presiden telah menghadiri rangkaian hari pertama daripada KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan. KTT ini bersejarah karena pertama kali diadakan di benua Afrika di bawah Presidensi Afrika Selatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Presidensi Afrika Selatan menutup estafet kepemimpinan negara-negara Global South dalam G20. Momentum ini menjadi refleksi keberlanjutan kolaborasi negara-negara berkembang dalam memperjuangkan kepentingannya di forum global.

“Dan ini menandai berakhirnya estafet kepemimpinan Global South di G20 yang dimulai dari kepemimpinan Indonesia di tahun 2022, dilanjutkan oleh India, Brasil dan tahun ini Afrika Selatan,” lanjutnya.

Menurut Airlangga, pada hari pertama KTT, Wapres menghadiri dua sesi utama. Kedua sesi tersebut membahas isu-isu fundamental yang berdampak langsung pada pembangunan global.

“Bapak Presiden pada hari ini mengikuti dua sesi, yaitu sesi pertama tadi topiknya terkait dengan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pembiayaan pembangunan. Sedangkan di sesi kedua dibahas topik mengenai pengurangan resiko bencana, perubahan iklim, transisi energi dan sistem pangan,” terangnya.

Dalam pidatonya, sebut Airlangga, Wapres menyampaikan sejumlah poin strategis terkait ekonomi global, pembiayaan pembangunan, dan ketahanan pangan. Penyampaian ini menunjukkan posisi Indonesia yang terus mendorong penguatan kolaborasi lintas negara.

“Yang pertama pertumbuhan perekonomian global harus kuat, adil, dan inklusif dengan pembiayaan internasional yang mudah diakses, dapat diprediksi, setara khususnya bagi negara-negara berkembang. Upaya-upaya ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain penghapusan utang, mekanisme pembiayaan yang inovatif, pembiayaan campuran dan transisi hijau,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, sambung Airlangga, Wapres juga memaparkan pengalaman Indonesia dalam inovasi pembayaran digital yang murah dan inklusif. Inovasi tersebut dinilai mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan modern.

“Bapak Wakil Presiden juga menyampaikan salah satu contoh solusi digital sederhana yang dilakukan Indonesia dan berbiaya rendah, itu salah satunya QR, dan QR ini diadopsi oleh berbagai negara di ASEAN bahkan negara lain di Jepang maupun di Korea,” ujarnya.

Selain itu, tutur Airlangga, Wapres juga mendorong agar G20 mulai memasukkan ekonomi kecerdasan atau artifisial sebagai agenda diskusi. Usulan ini dinilai relevan dengan dinamika teknologi global yang berkembang sangat cepat.

“Bapak Wakil Presiden juga mendorong dimulainya dialog G20 mengenai ekonomi kecerdasan atau artificial intelligence dengan mempertimbangkan teknologi keuangan yang semakin maju,” ungkapnya.

Lebih jauh, Airlangga menyampaikan bahwa pada sesi kedua, Wapres menekankan pentingnya ketahanan pangan global, mengingat saat ini masih ada 720 juta penduduk dunia yang masih rentan mengalami kelaparan. Isu ini menjadi salah satu fokus utama Indonesia dalam kerja sama internasional.

“Ketahanan pangan bukan hanya agenda ekonomi tetapi juga kebutuhan mendasar dan investasi strategis,” tegas Airlangga.

“Program makan bergisi gratis bisa menjadi contoh nyata yang turut mendorong pemanfaatan produk lokal, pemberdayaan petani, peternak, serta perluasan kegiatan ekonomi yang supply chainnya bisa mencapai ke seluruh pelosok Indonesia,” tambahnya.

Pada sesi ini, ungkap Airlangga, Wapres juga mengangkat isu kemanusiaan dalam konteks bencana dan konflik global. Hal ini memperlihatkan kepedulian Indonesia terhadap kondisi dunia yang terus diwarnai instabilitas.

“Bapak Wakil Presiden juga menggarisbawahi bahwa bencana tidak hanya bersifat alamiah tetapi sebagian adalah tindakan dari manusia itu sendiri. Dan kita lihat apa yang terjadi di Gaza, Ukraine, Sudan, Sahel dan banyak wilayah lain. Berbagai peristiwa ini menegaskan perlunya penempatan kemanusiaan di pusat tata kelola global dan mendorong G20 sebagai teladan,” urainya.

Menurut Airlangga, berbagai pandangan Wapres tersebut sejalan dengan pandangan negara-negara lain. Hal ini menandakan bahwa Indonesia berada pada posisi strategis dalam menggalang dukungan internasional.

“Apa yang disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden diperkuat oleh negara lain, baik Afrika Selatan yang menutup rangkaian kepemimpinan Global South dengan menekankan pentingnya ruang lebih besar bagi benua Afrika. Afrika ini dianggap sebagai benua masa depan dengan pertumbuhan cepat, potensi strategis yang mendukung industrialisasi, pembangunan berkelanjutan dan stabilitas ekonomi global,” tuturnya.

Di sela rangkaian KTT, sebut Airlangga, Wapres juga menghadiri MIKTA Leaders Gathering bersama pemimpin Meksiko, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Pertemuan ini menjadi ajang memperkuat kolaborasi antarnegara menengah dalam menyikapi isu global.

Di kesempatan ini, Indonesia menyampaikan selamat dan terima kasih atas kepemimpinan Korea Selatan di MIKTA tahun ini dan tahun depan akan dipimpin oleh Australia. Transisi tersebut menunjukkan kesinambungan kerja sama dalam kerangka kemitraan strategis MIKTA.

Selain itu, sambung Airlangga, Wapres juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin dunia. Pertemuan ini memberikan ruang bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan dan membahas kerja sama konkret.

“Selanjutnya Bapak Wakil Presiden dalam KTT G20 juga mengisi pertemuan bilateral. Diadakan pertemuan pull aside antara lain dengan PM Ethiopia, PM Vietnam, Presiden Angola yang juga Chair daripada African Union, Presiden Finlandia, Dirjen World Trade Organization dan Sekjen UNCTAD,” pungkasnya.

Johannesburg, 22 November 2025
Biro Pers, Media, dan Informasi
Sekretariat Wakil Presiden

(Sukindar)

No More Posts Available.

No more pages to load.