Cybertv.id – Hal tersebut diduga bermula atas kekecewaan beberapa warga negara Indonesia (WNI) terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak peduli terhadap nasib rakyat, salah satunya mengenai pemangkasan anggaran, tanda pagar atau tagar #kaburajadulu# merangkum keresahan generasi muda terhadap kondisi Tanah Air di awal 2025. Kompetisi sehat banyak negara yang memang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia, terutama di bidang-bidang tertentu yang memiliki permintaan tinggi. Namun, ia menegaskan bahwa bekerja di luar negeri bukan berarti meninggalkan Indonesia untuk selamanya, melainkan sebagai kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman. yang tidak ditemui, tak terkecuali dari sektor politik, di sinyalir membuat generasi muda berharap bisa hengkang dari negeri sendiri, karena urusan prinsip, prestasi, emosi, frustasi.
Peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, berpendapat, kondisi tersebut terjadi karena generasi muda melihat adanya kompetisi yang ketat, tetapi tidak sehat. Kondisi ini, menurut dia, terjadi di berbagai aspek kehidupan, kalau kompetisinya sehat, tidak diterima karena kalah pintar, itu bisa di terima, akan tetapi tidak di terima karena ada orang dalam atau karena duit, itu yang membuat orang-orang malas dan ter motivasi untuk pergi.
Dengan kata lain, kondisi perpolitikan dalam negeri yang tidak sehat bisa jadi ikut berkontribusi pada munculnya seruan kabur aja dulu di jagat maya. Keresahan generasi muda terhadap kondisi negara yang muncul dari seruan kabur aja dulu terjadi karena kompetisi yang tidak sehat, salah satunya dari dunia politik. Kesempatan yang terbuka hingga figur contoh dibutuhkan agar generasi muda masih melihat peluang di tengah sempitnya hidup
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkapkan bahwa tren #KaburAjaDulu# merupakan bentuk aspirasi masyarakat. Dia menyebut hal tersebut sebagai tantangan bagi pemerintah. Ini tantangan buat kami kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayo pemerintah create better jobs . Dia menuturkan kalau memang ada dan banyak peluang bekerja di luar negeri. Namun dia meyakini bahwa tujuan masyarakat ke negara lain untuk meningkatkan kemampuan. “Kemudian kembali ke Indonesia bisa membangun negeri, ya tidak masalah , Semoga
Beda lagi dengan pendapat Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid mengatakan masyarakat yang mengikuti tren Kabur Aja Dulu seolah menunjukkan kurangnya sikap patriotik terhadap tanah air. “Kalau ada (tagar) Kabur Aja Dulu, itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama.
Dia menegaskan pemerintahan Prabowo-Gibran sedang bekerja keras untuk menyesuaikan anggaran supaya program-program yang dijalankan dapat berjalan optimal, efektif, dan tepat sasaran kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Namun, lanjut dia, masyarakat perlu melihat tren #KaburAjaDulu dari sisi positif, di mana generasi muda dan berbakat yang bekerja di luar negeri justru dapat meningkatkan devisa negara, itu (brain drain) justru akan memperluas diaspora dan jejaring internasional, yang tentu saja bisa bermanfaat bagi negara.
Abdul Kadir Karding sendiri justru mendorong peningkatan kapasitas pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) ketika merespons tren #KaburAjaDulu. Dia menganggap fenomena bekerja di luar negeri sebagai hal positif.
Namun, dia menekankan tentang pentingnya bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sebelum memilih merantau ke luar negeri. “Dengan catatan, masyarakat yang mempunyai keinginan (bekerja ke luar negeri), terlebih dahulu meningkatkan keterampilan dan kemampuannya. banyak negara yang memang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia, terutama di bidang-bidang tertentu yang memiliki permintaan tinggi. Namun, ia menegaskan bahwa bekerja di luar negeri bukan berarti meninggalkan Indonesia untuk selamanya, melainkan sebagai kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman. tidak menutup mata terhadap alasan di balik munculnya tren ini. Banyak masyarakat yang merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak di Indonesia, sehingga memilih mencari peluang di luar negeri.
fenomena ini menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan yang berkualitas di dalam negeri. pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kualitas lapangan pekerjaan agar masyarakat tidak merasa harus mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Perlu ada kajian bersama lintas kementrian dengan perwakilan lintas generasi untuk mengevaluasi, merencanakan program pemeritah lewat kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat dengan berbagai status. Hal ini penting, diakui atau tidak memang semua kementerian dan jajaran di bawah nya perlu dan berani evaluasi dan koreksi diri dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, sehat dan global. Tagar #kaburduluaja# tidak boleh dibiarkan dan dianggap masalah sepele, perlu ada tindakan dari pemerintah yang segera dan konkrit, apakah tagar #kaburajadulu# menjadi pustaka atau petaka bagi pemerintah, yuuk gass jangan omon omon saja.
#yukbersihbersih#
#yuksiapkanskillkompetensi#
#yukbeliindonesia#
Dr. Drs. Tri Leksono Ph,.S.Kom,.M.Pd,.Kons
Praktisi, Akademisi, Organisatoris dan Profesi
( Sukindar)